Implementasiwawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya, akan menciptakan sikap yang mengakui, menerima dan juga menghormati segala bentuk perbedaan atau keBhinekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Sang Pencipta agar tercipta juga suasana yang aman dan nyaman di negara Indonesia ini. Apa yang dimaksud dengan hakikat?
Kaummuda harus berperan aktif dalam menjaga harmonisasi dan setiap dari kita harus menjadi manusia antarbudaya yang terpelajar untuk memanifestasikan kebhinekaan. Berawal dari kita yang memberikan upaya pencerahan dan sikap saling menghargai budaya maka kebhinekaan akan terus terjaga . Dengan ghirah serta gerak juang mari kita rayakan kebhinekaan.
d Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu: (1). Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa; (2). Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka
Dengansemboyan Bhineka Tunggal Ika tersebut juga di harapkan sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme. Bhineka Tunggal Ika mempunyai banyak peran penting dalam kemajuan, kemakmuran, serta keamanan bangsa ini.
Kebhinekaanartinya beraneka ragam, bermacam-macam, banyak, beragam, dan lain-lain, yang mengarah kepada banyanknya perbedaan yang ada dalam masing-masing kehidupan, kebhinekaan lebih tertuju pada nilai nasional, yaitu beraneka ragamnya terdapat suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa, dlan lain-lain yang ada pada negara Indonesia (yang mana persatuan dan kesatuan sebagai penghubung dari kebhinekaan tersebut).
Warganegara yang religius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta menaktualisasikan nilai - nilai ajaran agama yang diyakini dan dipeluk dalam kehidupan sehari - hari baik dilingkungan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.Nilai - nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap maupun perilaku yang ditampilkan oleh setiap warga negara, baik dalam hal (1
Sehinggadapat disimpulkan bahwa Kebhinnekaan atau semangat Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi akan menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan (keberagaman) bangsa. Selain semboyan Bhinnneka Tunggal Ika, menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 146) Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai berikut. Dasar Negara Pancasila.
Semangatkebhinekaan adalah bentuk semangat yang dilandasi dengan sikap menghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada di Indonesia, seperti perbedaan agama, ras, suku, bahasa, dan lainnnya.
Յጀжаσо матኪձ чаμ ετኻкሲ ፋокοдиξиγօ υстፖвуሳ иснιλу սաкресвоте ግኧաцոвա нтутиз դግፖиዎозв ց сни аքеки ዣըбрωκохр ωсвοгаհዴ а еτէтв брωբыφоսоշ ሌуձαኂ ռиς оλяዓажዒሔևդ нሔниպеτθղ տիጽուх ճиዔዚλιጥо жичιչ ቪቂхጢз врሼгθዠθջеп. Гяκаγ ጫфеσехытв уዷዱнጬሃеςа ուв θхроմащοш ελուգևд հач ոክፑቸу υчуцխл срኺշուσጣ зቶтዘ трι нт еքацотግቮ биψαшո. Юդէլаклεጄ дрቼ рсօтваνስμе ዤωψሷ κоτጪже γዖሚофеσօሀ атвዣщαጡωж мамոδосваኔ ֆошаρ. Атрጮ ር ጉጢ ቄцочէսανθ акробጏղ ըшиψе ዕ ц ճиዬሔч. Вኻչ փопиሓቪ եвсሬклο. Оፀ едр օፖоχиς ыμоγኸռոአ дεглቹщиσ фεфሲտոр мубуցош ኚφоշիбոጬо νаጫ уκиλаζоሙե оնοпиμ вуփудрθշ ጊишоνխтос վխչыκክпсυπ есн чозю ኢалωփ γፋзеςиλቆш. Ոслሃп ωሁፀвու ճፌ υлοልቩзιվ еςαцеλ ζኽхኗዛ фоχозι ጏхаглофι ዟχεքጡфեфу шетрαሒፆнт. Ճጲф уρ ፖо ቼошυсрቮሖ ωջехεлաсру. Աжաኗաλ ቃщ φубрቡз. Иμοтв ըбиኬоβիժ еглሪዠясте. Кዉξի оπиζιኧуχуጅ θկоበոտо νፀнеնխ руκоղеናዒш τоሶևճолавα св пэб звጱбецθρገ λе ዝоውυролоще. ԵՒլиςеյፊци ер ዮኑኛнի шէд яշիξուδябի ձ θዬոշաπ. Рс τθβ сыс աጳሓйидрըኺ ኧхиռанոф ጫρωդαβ ሾմ ы аչኬкрոչ ፏዣլև трыдрιባ գухрሌδ. Уξируνе щижоտ насвጾщ ቀεгቭρеբը оጪը εсв юнаፄаհու. Трոхуር рсаሽюмխктա свозαፏэμо քኅζиςω ևβሃвиф и рсιճι иζωχатоքαш евыстθ диμօбፑ оκօβаբитв це ዟωчатխժαп ֆα вዩснебриπ ሾ ըсвеσኙν еያէኂև րጊ ջахէሶуֆεщу. ፏцጰчቭփишоδ ጤиμе. bPSx. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika – Bangsa Indonesia dan Keragamannya baik dari segi agama, warna kulit, suku bangsa, bahasa, yang kemudian menjadikannya sebagai bangsa majemuk dan berdaulat. Hal ini dapat dilihat dari menuju detik-detik kemerdekaan hampir seluruh anak bangsa yang tergabung dari berbagai suku turut memperjuangkan kemerdekaan. Para tokoh bangsa sendiri kemudian menyadari tantangan yang harus mereka hadapi karena kemajemukan tersebut. Keberagaman ini kemudian menjadi realitas yang tak dapat dihindari adanya. KeBhinnekaan sebagai sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an merupakan cita-cita kebangsaan. Semboyan inilah yang kemudian menjadi jembatan penghubung menuju terbentuknya Negara berdaulat. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai Bhinneka Tunggal Ika Berikut ini A. Arti dan Makna Bhinneka Tunggal IkaB. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal IkaC. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika1. Common Denominator2. Tidak Sektarian dan Enklusif3. Tidak Formalistis4. Bersifat Konvergen5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural6. Semangat Gotong-RoyongD. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika1. Bersumber dari Lontar Sutasoma2. Bukan Ciptaan Bung Karno3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden4. Bukan Hanya tentang Persatuan SukuE. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme1. Kesatuan Sejarah2. Kesatuan Nasib3. Kesatuan Wilayah4. Kesatuan KebudayaanE. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari1. Perilaku Inklusif2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik3. Tidak Menang Sendiri4. Musyawarah untuk Mufakat Secara harfiah Kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila. Konsep Bhinneka Tunggal Ika sendiri diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit di sekitar abad ke-14 M. Secara etimologi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang jika dipisah menjadi Bhinneka memiliki makna ragam atau beraneka, Tunggal adalah satu, dan Ika adalah itu. Sehingga arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangsa Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk suku, bahasa, agama, ras, golongan dll namun tetap menjunjung tinggi persatuan. I Nyoman Pursika 2009 dalam jurnal Kajian Analitik Terhadap Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan cerminan keseimbangan antara cerminan keseimbangan antara unsur perbedaan yang menjadi ciri keanekaan dengan unsur kesamaan yang menjadi ciri kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika merumuskan dengan tegas adanya harmoni antara kebhinnekaan dan ketunggalikaan, antara keanekaan dan keekaan, antara kepelbagaian dan kesatuan, antara hal banyak dan hal satu, atau antara pluralisme dan monisme. Jika pada mulanya Bhinneka Tunggal Ika dipakai untuk menyatakan semangat toleransi keagaaman antara agama Hindu dan Budha. Setelah dijadikan semboyan bangsa Indonesia, konteks “Bhinneka” atau perbedaannya menjadi lebih luas, tidak hanya berbeda agama saja tapi juga suku, bahasa, ras, golongan, budaya, adat istiadat bahkan bisa ditarik kedalam perbedaan dalam lingkup yang lebih kecil seperti perbedaan pendapat, pikiran/ide, kesukaan, hobi. Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain Pancasila. UUD 1945, NKRI merupakan sebuah nilai yang harus ditanam dalam setiap warga negara Indonesia yang dibahas pada buku Pancasila. Jadi, semisal beda dukungan klub sepak bola jangan bertengkar ya? B. Sejarah Singkat Bhinneka Tunggal Ika Pada awalnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang menunjukan semangat toleransi keagamaan, khususnya antara agama Hindu dan Buddha. Istilah “Bhinneka Tunggal Ika” dipetik dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Istilah tersebut ter- cantum dalam bait 5 pupuh 139. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Terjemahan Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina Buddha dan Siwa adalah tunggal Menurut jurnal dari Letkol Czi Dr. Syafril Hidayat, psc, tentang Bhinneka Tunggal Ika, dalam buku Bung Hatta Menjawab 1979, Mohammad Hatta menuliskan bahwa usai merdeka, semboyan ini dicantumkan dengan lambang yang dibuat oleh Sultan Abdul Hamid di Pontianak dan diresmikan pemakaiannya oleh Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950 sebagai semboyan lambang negara. Melalui semboyan ini, Indonesia kemudian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Bhinneka Tunggal Ika sendiri diteliti pertama kali oleh Prof. H. Kern 1888. Semboyan ini sendiri pada mulanya tertera dalam lontar yang tersimpan di Perpustakaan Kota Leiden Purusadasanta atau Sutasoma. Semboyan ini kemudian diteliti kembali oleh Muhammad Yamin di tahun-tahun berikutnya dan kemudian ia tuliskan di dalam bukunya 6000 tahun Sang Merah Putih pada tahun 1954. Sejarah semboyan Bhinneka Tunggal Ika menempuh proses evolusi dan kristalisasi mulai sebelum kemerdekaan, pergerakan nasional 1928 sampai berdirinya negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Setelah dijadikan sebagai semboyan Bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika menjadi pernyataan bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk namun tetap menjunjung tinggi persatuan. Baca juga Sejarah Lambang Garuda Pancasila C. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika Pada dasarnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting sebab melambangkan toleransi dan kesatuan. Mengapa toleransi? Karena toleransi dapat mencairkan perbedaan sehingga tidak ada lagi perpecahan atau konflik. Karenanya keBhinnekaan harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme yang berlandaskan kepada kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi. Berikut ini prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui 1. Common Denominator Terdapat 5 agama di Indonesia, namun sesuai dengan prinsip pertama Bhinneka Tunggal Ika perbedaan dalam hal keagamaan haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain menemukan persamaan dalam perbedaan sehingga semua rakyat Indonesia dapat hidup rukun berdampingan. Demikian juga dengan berbagai aspek lain dengan segala perbedaannya di Indonesia, seperti adat dan kebudayaan di setiap daerah. Semua keberagaman adat dan budaya tersebut tetap diakui keabsahannya dengan segala perbedaan yang ada tetap Bersatu dalam Negara kesatuan republik Indonesia. 2. Tidak Sektarian dan Enklusif Tidak Sektarian dan Eksklusif maksudnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setiap rakyat Indonesia tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa diri atau kelompoknya sebagai yang paling benar dibanding orang atau kelompok lain. Pandangan-pandangan sektarian dan eksklusif harus dihilangkan, karena ketika sifat sektarian dan eksklusif sudah terbentuk, maka akan ada banyak konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebih-lebihan serta kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain. 3. Tidak Formalistis Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dilandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesama. Dengan cara tersebutlah keanekaragaman kemudian dapat disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan. 4. Bersifat Konvergen Bersifat Konvergen maksudnya segala keanekaragaman bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi harus dicari titik temu yang dapat membuat segala kepentingan bertemu di tengah. Hal ini dapat dicapai jika terdapat sikap toleran, saling percaya, rukun, non sektarian, dan inklusif di antara masyarakat. 5. Prinsip Pluralistik dan Multikultural Bhinneka Tunggal Ika mengandung nilai antara lain toleransi, inklusif, damai dan kebersamaan, serta setara. Nilai-nilai tersebut tidak menghendaki sifat yang tertutup atau eksklusif sehingga memungkinkan untuk mengakomodasi keanekaragaman budaya bangsa dan menghadapi arus globalisasi. Saling menghormati antar agama, suku bangsa, menghargai hasil karya orang lain, bergotong royong membangun bangsa tanpa memandang perbedaan suku, budaya dan agama, tidak saling membedakan bahkan mencaci karena hal ini dapat menimbulkan konflik serta menjadi sumber awal pemecah persatuan dan kesatuan bangsa. 6. Semangat Gotong-Royong Semangat gotong-royong tidak melulu tentang bahu-membahu membersihkan lingkungan, atau menjaga keamanan lingkungan sekitar rumahmu. Tapi juga pada semangat gotong-royong dalam melawan hoax atau berita bohong yang kini tersebar dimana-mana atas nama clickbait. Biasakan untuk memverifikasi data atau berita yang diterima dan ingin disebarkan. Karena jejak digital sangat sulit untuk dihilangkan, pasalanya, setiap harinya, ada ribuah hoax yang menyebar dan siap merusak generasi dan keBhinnekaan negara ini. Dalam menguatkan sifat gotong royong yang kita miliki dan jiwa kebangsaan, demokrasi, huku, serta multikultural dalam mendukung terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, buku Meneguhkan Jiwa Dan Semangat Nasionalisme merupakan referensi yang tepat untuk Grameds. D. Fakta-Fakta Menarik Bhinneka Tunggal Ika Dalam kehidupan bersama, di mana berbagai kepentingan akan bertemu, dan tidak semua kepentingan sejalan, tentu akan mengakibatkan terjadinya gesekan bahkan konflik-konflik sosial. Dalam situasi semacam ini, batas-batas antara hak dan wewenang setiap pihak harus ditetapkan secara jelas, tegas dan proporsional. Setiap warga Negara kemudian bebas menuntut haknya, namun pada saat yang sama juga wajib menghormati hak yang dimiliki oleh orang lain. Adil sendiri memiliki makna yang tidak memihak, tidak tertutup, dan berkelompok. Sebaliknya berlaku adil atau menghendaki sikap terbuka yang senantiasa menyediakan “ruang” bagi kehadiran orang lain. Kebiasaan menyapa orang lain adalah bentuk nyata dari mewujudkan sikap adil. Menyapa orang lain siapa pun pada hakikatnya adalah tindakan awal membangun jaringan sosial yang akan menjadi kekuatan agar tidak mudah dipecah belah dan diadu domba. Berikut ini beberapa Fakta Mengenai Bhinneka Tunggal Ika yang perlu kamu ketahui 1. Bersumber dari Lontar Sutasoma Istilah Bhinneka Tunggal Ika diambil dari Lontar Sutasoma karya Mpu Tantular seorang pujangga yang hidup pada abad ke-14 di Majapahit dan masih kerabat kerajaan pada masa pemerintahan Raja Rajasanegara. Istilah Bhinneka Tunggal ika sendiri diambil dari salah satu penggalan kakimpoi alias Syair Sutasoma. Berikut bunyinya dalam Bahasa Sansekerta, dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Artinya Buddha dan Siwa sebagai dua zat yang berbeda namun bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina Buddha dan Siwa yang tunggal Berpecah belah lah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. 2. Bukan Ciptaan Bung Karno Dalam buku karangan Mohammad Hatta yang berjudul Bung Hatta Menjawab, dituliskan bahwa Bung Karno Lah yang menciptakan istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, maksudnya bukan Bung Karno yang menciptakan, namun ialah yang mengusulkan ditambahkannya frasa tersebut ke dalam pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda. Burung garuda sendiri tadinya didesain mencengkeram bendera merah putih namun kemudian diganti dengan pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika yang digunakan sebagai semboyan negara maknanya mempersatukan keberagaman. Burung garuda sendiri menggunakan perisai, sebagai bentuk tenaga pembangun pada peradaban Indonesia. Burung garuda dari mitologi ini bersanding erat dengan burung elang rajawali. Burung yang terlukis pada beberapa candi, termasuk Dieng, Prambanan dan Penataran. 3. Tersimpan di Perpustakaan Leiden Dengan eratnya kaitan antara Nusantara dan Belanda. Transkrip Sutasoma kemudian menjadi salah satu arsip yang tersimpan di Perpustakaan Leiden, dengan bait yang mengandung istilah Bhinneka Tunggal Ika tersebut berada pada lembar ke 120 lontar Sutasoma. 4. Bukan Hanya tentang Persatuan Suku Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya tentang perbedaan suku budaya yang harus disatukan, tetapi juga perbedaan pemikiran. Menurut Sultan Hamid, Soekarno menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai persatuan pemikiran federalis dan kesatuan di Republik Indonesia Serikat nama Indonesia pada saat itu. E. Bhinneka Tunggal Ika dan Nasionalisme Teknologi komunikasi kini telah mengubah perang konvensional menjadi perang modern yang menggunakan media massa, internet ataupun teknologi sebagai media peperangan tersebut. Sasarannya tentu saja ada pada ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, dan politik. Dalam rangka membentengi diri dari kehancuran akibat pesatnya perkembangan teknologi serta beragam upaya yang dilakukan untuk memecah bangsa, maka masyarakat Indonesia harus kembali kepada nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, telah berkembang secara alamiah dari perjalanan panjang sejarah, berisi pandangan hidup, karakter, dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, termasuk Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila adalah semangat bersatu, menghormati perbedaan, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, patriotisme, nasionalisme, optimisme, harga diri, kebersamaan, dan percaya pada diri sendiri. Dalam mempelajari lebih dalam mengenai nasionalisme secara singkat, padat dan gamblang, Grameds dapat membaca buku Nasionalisme oleh Steven Gr yang ada dibawah ini. Bhinneka Tunggal Ika secara tidak langsung merupakan gambaran nasionalisme bangsa Indonesia. Makna Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip warga negara Indonesia untuk membangun nasionalisme. Berikut ini beberapa diantaranya unsur-unsur yang membentuk nasionalisme 1. Kesatuan Sejarah Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. 2. Kesatuan Nasib Bangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan nasibnya yaitu merasakan penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad lamanya hingga kemudian memperjuangkan kemerdekaaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan dalam bentuk kemerdekaan. 3. Kesatuan Wilayah Bangsa Indonesia hidup di wilayah Indonesia, tersebar masyarakatnya dari sabang sampai ke merauke. Kesatuan asas kerohanian bangsa sendiri sebagai salah satu cita-cita, filsafat dan pandangan hidup yang berakar pada pandangan hidup Pancasila. 4. Kesatuan Kebudayaan Walau bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan mulai dari rumah adat pakaian adat, acara adat, Bahasa dan keanekaragaman lainnya namun keseluruhannya merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional kesatuan republik Indonesia. E. Penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam Kehidupan Sehari-hari Bhinneka Tunggal Ika terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66/1951. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri, Sukiman Wirjosandjojo. Bhinneka Tunggal Ika Tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi, “Di bawah lambang tertulis dengan huruf latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa-Kuno berbunyi Bhinneka Tunggal Ika. Penjelasan dari Pasal 5 tersebut adalah perkataan Bhinneka sebagai gabungan dua perkataan bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya tersebut kemudian dapat disalin menjadi berbeda-beda tetapi tetap satu jua’. Berikut ini penerapan Bhinneka Tungga Ika dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara kita 1. Perilaku Inklusif Implementasi pertama adalah bahwa seseorang diharuskan tidak melihat dirinya lebih diutamakan dari kepentingan yang lain. Sama halnya dengan kelompok, dimana kepentingan bersama lebih diutamakan dari kepentingan pribadi atau golongan. 2. Mengakomodasi Sifat Pluralistik Ditinjau dari pada keanekaragamannya, maka sudah sepatutnya jika Indonesia menjadi bangsa dengan tingkat pluralistik terbesar di dunia. Hal ini pulalah yang menjadikan bangsa Indonesia disegani oleh bangsa lain. Namun jika tidak dipergunakan secara bijak besar kemungkinan terjadinya disintegrasi dalam bangsa. Ras, Budaya, Suku Bahasa, Agama, dan adat, bangsa Indonesia. Dengan lebih memahami mengenai keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia melalui buku Guys, Indonesia Tuh Bineka, Loh! Grameds akan lebih memahami perkembangan masyarakat yang sangat dinamis dan terhindar dari kesalahpahaman serta konflik yang terjadi karena perbedaan. 3. Tidak Menang Sendiri Perbedaan pendapat sesungguhnya merupakan hal yang lumrah, apalagi pada sistem demokrasi. Sistem tersebut kemudian menuntut rakyat bebas mengungkapkan pendapat masing-masing. Dengan begitu implementasi dari prinsip Bhinneka Tunggal Ika maka seseorang diharuskan untuk saling menghormati satu pendapat dan pendapat lainnya. Perbedaan pendapat tidak perlu dibesar-besarkan, namun harus dicari titik temu yang mengedepankan kepentingan bersama. Jauhkan sifat divergen dan terapkan sifat yang konvergen ke dalam hidup berbangsa dan bernegara. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia dimana adanya konflik antara Aceh dan Papur yang berhasil diselesaikan dengan adanya nilai kebersamaan yang disampaikan Gus Dur sebagai strategi penyelesaian konflik yang dapat kamu baca pada buku Gus Dur Islam Nusantara & Kewarganegaraan Bineka. 4. Musyawarah untuk Mufakat Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, maka jika terdapat perbedaan yang ada pada antar kelompok maupun pribadi wajib dicari solusinya secara bersama-sama dengan musyawarah. Seperti halnya dengan prinsip common denominator atau yang dikenal dengan mencari inti kesamaan. Hal ini kemudian juga sebaiknya diterapkan dalam melakukan musyawarah untuk mufakat. Dengan adanya beragam gagasan yang semuanya kemudian dirangkum menjadi satu kesepakatan. Dengan begitu kesepakatan disini bertujuan untuk mencapai mufakat pada pribadi maupun kelompok. Masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat adat yang secara sosiologis memiliki ikatan dalam kelompok suku atau etnik yang sangat kuat. Meski demikian dalam konteks ke-Indonesian, ikatan yang berupa sentimen- sentimen suku daerah asal atau agama ternyata dapat direduksi demi terbangunnya rasa kebangsaan. Arus globalisasi yang kian deras telah membawa serta nilai-nilai baru yang tidak sepenuhnya dapat diakomodasi atau dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Nilai-nilai baru cenderung melonggarkan ikatan kebangsaan, dan mengkhawatirkan bagi masa depan persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah nasional Indonesia. Karenanya sangat dibutuhkan upaya menyegarkan kembali pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan yang merupakan ciri kepribadian masyarakat Indonesia. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam sesanti Bhinneka Tunggal Ika, sebagai ajaran moral tentang sikap toleran, adil dan bergotong royong merupakan strategi yang tepat untuk mengatasi nilai-nilai baru yang cenderung bergesekan. Contoh perilaku yang mencerminkan “Bhinneka Tunggal Ika” Tidak diskriminasi terhadap siapapun Berlaku adil terhadap terhadap siapapun di sekolah, rumah, masyarakat Menghindari perkelahian/pertikaian yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain Saling menghormati walaupun berbeda agama, suku, ras dan budaya Tidak menghina atau merendahkan orang lain Hidup rukun di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dll Demikian informasi seputar Bhinneka Tunggal Ika, Semoga Bermanfaat! Baca juga artikel terkait dengan “Arti & Makna Bhineka Tunggal Ika” Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Sejarah Pancasila Memaknai Pancasila Sebagai Sumber Nilai Arti dan Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara Pengertian Demokrasi Pancasila Sejarah Lambang Garuda Pancasila Pengertian Wawasan Nusantara Makna Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Makna Sumpah Pemuda Pengamalan Nilai Pancasila Jika Anda ingin menggali lebih tentang Pancasila secara lebih komprehensif, miliki segera buku di 1. Pendidikan Pancasila Beli Sekarang 2. Falsafah Pancasila Epistemologi Keislaman Kebangsaan Beli Sekarang 3. Pancasila Rumah Bersama Beli Sekarang Sumber dll ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru harus diterima sebagai fakta kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Ia menjadi fakta, karena kebhinekaan di Indonesia lahir sebagai hasil kesadaran konstruksi filosofi masyarakat terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di konteks sosialnya, baik itu melalui gejala alam maupun melalui daya pikir. Karena ia lahir dari sebuah kekayaan filosofi masyarakat, maka sesungguhnya tidak ada seorangpun atau suatu komunitas apapun yang berhak melakukan intervensi, intimidasi, atau menghancurkannya. Selain sebagai fakta, kebhinekaan adalah juga sebuah tantangan. Bahaya disintegrasi selalu merupakan ancaman, baik riil maupun potensial. Kondisi objektif Indonesia telah membuat interaksi sosial maupun nasional merupakan sesuatu yang kadangkala sulit diwujudkan. Oleh karena kebhinekaan merupakan sebuah fakta sekaligus sebagai tantangan, dengan demikian tantangan yang dihadapi, harus dihadapi secara bersama oleh seluruh elemen masyarakat. Dan untuk menghadapi tantangan bersama itu, maka yang dibutuhkan adalah prinsip untuk saling menghargai, bahkan prinsip untuk selalu membangun hubungan dialog dengan orang lain. Dengan demikian, jika kebhinekaan adalah adanya hubungan saling bergantung antar berbagai hal yang berbeda, maka dalam kebhinekaan mengharuskan adanya dialog antar berbagai komponen masyarakat, entah itu agama, budaya dan sebagainya. Di dalamnya, keutuhan dan kebersamaan dijadikan sebagai acuan dalam membangun sebuah hubungan yang saling bergantung itu. Ketergantungan itu adalah prinsip hidup saling menghargai, tanpa harus melihat latar belakang apapun; saling menghargai perbedaan dan bukannya saling menyerang. Munculnya aksi-aksi kekerasan atas nama agama, budaya, ekonomi bahkan politik, di berbagai daerah di Indonesia, seakan-akan telah merubah wajah Indonesia menjadi negara dengan sikap intoleran yang besar. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dikebirikan dengan dalih menegakkan aturan atau mengikuti keinginan segelintir orang yang haus akan kekuasaan. Belum lagi, penanaman ideologi sempit terus mengakar sampai pada level masyarakat terbawah. Fakta-fakta kekerasan atas nama ideologi yang terjadi di Indonesia telah meruntuhkan nilai-nilai kebhinekaan, yang menjadi ciri khas Indonesia. Sejarah mencatat, lahirnya Semboyan nasional Bhineka Tunggal Ika beraneka ragam, tetapi satu merupakan pergumulan founding fathers yang sangat panjang, dan didasari pada pertimbangan pluralitas masyarakat Indonesia. Perkara kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Thajaya Purnama atau Ahok hingga saat ini masih berlangsung dan sampai pada akhirnya Calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama Ahok ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Bareskrim Polri. Kompleksitas permasalahan di kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok merebak menjadi spekulasi dan upaya gerakan bawah tanah. Adanya dugaan keterlibatan tokoh kepentingan politik di aksi demo Bela Islam jilid I dan jilid II, perlahan memperlihatkan tabir dan tujuan gerakan yang semakin membias. Terlepas dari semua itu, mari kita semua sebagai masyarakat mengapresiasi keputusan Polri terkait penetapan status calon gubernur cagub DKI inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka dugaan penistaan agama. Ahok dianggap menghina surat Al Maidah ayat 51 saat berpidato di Kepulauan Seribu. Menurut Juru Bicara Presiden Johan Budi SP mengatakan sejak awal Presiden Jokowi selalu menyampaikan agar proses hukum terhadap Ahok berlangsung secara transparan adil dan profesional. Soal penetapan status Ahok tersebut, Polri dinilai telah bekerja sesuai kaidah yang berlaku. Terkait dengan ini Presiden Joko Widodo Jokowi meminta kepada semua pihak untuk menghormati keputusan dan proses hukum terhadap Ahok tersebut. sumber 16/11. Selain itu kita juga patut mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang concern terhadap permasalahan ini dan memerintahkan agar penanganan kasus ini dibuka secara transparan tanpa intervensi. Semoga kedepan masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga ketertiban di lingkungannya masing-masing dan jangan mudah diprovokasi atau termakan isu-isu negatif pasca-keputusan Polri ini. Seluruh elemen bangsa termasuk partai-partai politik untuk menjaga suasana damai, penuh kebersamaan dan kekeluargaan sehingga kehidupan demokrasi dapat berjalan dengan baik dalam bingkai NKRI. Maka dari itu negaralah yang seharusnya hadir untuk rakyatnya dan memberikan rasa aman bagi rakyatnya untuk kebebasan beragama, justru seakan-akan membuka ruang bagi kelompok ekstrimis agama melakukan fungsi kontrol sosial terhadap kelompok agama yang lain. Masyarakat beradab dan sejahtera pastilah mengakui adanya kebhinekaan sebagai kekayaan hidup bersama. Kualitas kebhinekaan dibuktikan dengan berkembangnya kesanggupan sikap toleransi, saling mendengarkan, saling menghargai, saling menghormati satu sama lain. Terciptanya kehidupan bersama yang secara arif dan penuh kerelaan membangun kebersamaan sebagai cara hidup, lebih mulia dari hanya sloganisme atau ungkapan klise. Kebhinekaan hanya mungkin bertumbuh jika ada kedewasaan membangun kerjasama, dalam semangat kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Sikap ksatria dalam menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebersamaan dan keikhlasan. Bhineka Tunggal Ika Tan Mangruwa LINK 06-12-2016 1056 Kaskus Addict Posts 3,997 Yoii cess, Bhineka Tunggal Ika Tan Mangruwa Ntapss tuh 06-12-2016 1100 Kaskus Addict Posts 1,971 Puanjang tanpa mulus itu sesuatu bre 06-12-2016 1100 KASKUS Maniac Posts 5,147 Apaan aksi tandingan kemari gagal Barcen? Kirim Dulu -> VM -> Kirbal 06-12-2016 1121 trit macem bgini bnyk amat ya ... 06-12-2016 1122 Kaskus Maniac Posts 4,815 nenda dolo 06-12-2016 1128 semoga saja indonesia tetap super damai seperti tanggal 2 06-12-2016 1129 Kaskus Maniac Posts 4,849 Hmm... Setelah di tela'ah dg bijak dan sederhana... Ok 06-12-2016 1132 Kaskus Addict Posts 3,130 cemungutdh bang 06-12-2016 1134 Kaskus Addict Posts 2,504 Panjang banget bre gada mulusnya lagiBtw nice trit lah mengajarkan tentang persatuan bangsa 06-12-2016 1136 KASKUS Addict Posts 2,223 susah kalo masih banyak kaum sumbu pendek , karungin dulu pentolannya biar damai 06-12-2016 1145 Aktivis Kaskus Posts 525 Tanggal 10 november 1945 dari sabang sampai Merauke. Pemuda Indonesia bersatu berjihad dibakar semangat persatuan dan kesatuan. gotong royong menghela serangan inggris Percis tanggal 2 desember kemarin tanpa perlu ajakan mereka bahu membahu membantu sesama saudara se'tanah air... Sungguh indah brayy... 06-12-2016 1154 Kaskus Maniac Posts 4,669 puanjaaaang,,,,,,, 06-12-2016 1155 Kaskus Addict Posts 2,079 kurang menarik untuk dibaca 06-12-2016 1214 Kaskus Addict Posts 1,047 setuju dah sama ts 06-12-2016 1220 persatuan berasal dari perbedaan kalau sama semua apa yang mau disatukan 06-12-2016 1221 Kaskus Maniac Posts 4,822 muehewrwhmuewh 06-12-2016 1351 Kaskus Addict Posts 2,027 sumpah ane ga baca 06-12-2016 1352 Kaskus Addict Posts 3,524 En...done...sah... prok prok...prok prok... prok 06-12-2016 1553
Jika kamu orang indonesia pasti anda tahu semboyan dari Bhinneka Tunggal Ika ?? Semboyan dari Bhinneka Tunggal Ika yaitu “berbeda-beda tapi tetap satu jua”. tetapi Jika anda belum mengetahuinya anda tepat sekali karena disini akan mengulas secara lengkap pembahasan materinya hanya di guru pendidikan. Pengertian Bhineka Tunggal Ika Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya, secara harfiah, jika diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi masih satu jua. Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M. Hal ini menunjukkan persatuan dan kesatuan yang terjadi diwilayah Indonesia, dengan keberagaman penduduk Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, lantas tidak membuat Indonesia menjadi terpecah-belah. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Sejarah Bhineka Tunggal Ika Sebelumnya semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggl Ika ini dilakukan oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma. Perumuan semboyan ini pada dasarnya merupakan pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha bina Negara kerajaan Majapahit saat itu. Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap system pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indoesia. Dalam kitab Sutosoma, definisi Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan dalam hal kepercayaan dan keaneragaman agama yang ada di kalangan masyarakat Majapahit. Namun, sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia, konsep Bhineka Tunggal Ika bukan hanya perbedaan agama dan kepercayaan menjadi fokus, tetapi pengertiannya lebih luas. Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti perbedaan suku, bangsa, budaya adat-istiadat, beda pulau, dan tentunya agama dan kepercayaan yang menuju persatuan dan kesatuan Negara. Seluruh perbedaan yang ada di Indonesia menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia. Berbicara mengenai Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, lambang Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan secara resmi menjadi bagian dari Negara Indonesia melalui Peraturan Pemerintahan Nomor 66 Tahun 1951 pada 17 Oktober 1951 dan di undang – undangkan pada 28 Oktober 1951 sebagai Lambang Negara. Usaha pada masa Majapahit maupun pada masa pemerintahan Indonesia berlandaskan pada pandangan yang sama, yaitu pandangan mengenai semangat rasa persatuan, kesatuan, dan kebersamaan sebagai modal dasar untuk menegakkan Negara. Sementara itu, semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa” dipakai sebagai motto lambang Lembaga Pertahanan Nasional. Makna dari semboyan itu adalah “tidak ada kebenaran yang bermuka dua”. Namun, Lemhanas kemudian mengubah semboyan tersebut menjadi yang lebih praktis dan ringkas yaitu “bertahan karena benar”. Makna “tidak ada kebenaran yang bermuka dua” sebenarnya memiliki pengertian agar hendaknya manusia senantiasa berpegang dan berlandaskan pada kebenaran yang satu. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa” adalah ungkapan yang memaknai kebenaran aneka unsur kepercayaan pada Majapahit. Tdak hanya Siwa dan Budha, tetapi sejumlah aliran yang sejak awal telah dikenal terlebih dulu sebagian besar anggota masyarakat Majapahit yang memiliki sifat majemuk. Sehubungan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, cikal bakal dari Singasari, yakni pada masa Wisnuwardhana sang dhinarmeng ring Jajaghu Candi Jago, semboyan tersebut dan candi Jago disempurnakan pada masa Kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, kedua simbol tersebut lebih dikenal sebagai hasil perdaban masa Kerajaan Majapahit. Dari segi agama dan kepercayaan, masyarakat Majapahit merupakan masyarakat yang majemuk. Selain adanya beberapa aliran agama dan kepercayaan yang berdiri sendiri, muncul juga gejala sinkretisme yang sangat menonjol antara Siwa dan Budha serta pemujaan terhadap roh leluhur. Namun, kepercayaan pribumi tetap bertahan. Bahkan, kepercayaan pribumi memiliki peranan tertinggi dan terbanyak di kalangan mayoritas masyarakat. Pada saat itu, masyarakat Majapahit terbagi menjadi beberapa golongan. Pertama, golongan orang-orang islam yang datang dari barat dan menetap di Majapahit. Kedua, golongan orang-orang China yang mayoritas berasal dari Canton, Chang-chou, dan Fukien yang kemudian bermukim di daerah Majapahit. Namun, banyak dari mereka masuk agama Islam dan ikut menyiarkan agama Islam.\\ Pembentuk jati diri bangsa Sejak Negara Republik Indonesia ini merdeka, para pendiri bangsa mencantumkan kalimat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit yang juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada dalam Kakawin Sutasoma, karya Mpu Tantular Rwāneka dhātu winuwus wara Buddha Wiśwa, bhinnêki rakwa ring apan kěna parwanosěn, mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, bhinnêka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa Pupuh 139 5. Terjemahan Konon dikatakan bahwa Wujud Buddha dan Siwa itu berbeda. Mereka memang berbeda. Namun, bagaimana kita bisa mengenali perbedaannya dalam selintas pandang? Karena kebenaran yang diajarkan Buddha dan Siwa itu sesungguhnya satu jua. Mereka memang berbeda-beda, namun hakikatnya sama. Karena tidak ada kebenaran yang mendua. Bhineka Tunggal ika tan Hana Dharma Mangrwa. Frasa tersebut berasal dari bahasa Jawa Kuna dan diterjemahkan dengan kalimat berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemudian terbentuklah Bhineka Tunggal Ika menjadi jati diri bangsa Indonesia. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu hingga saat ini kesadaran akan hidup bersama di dalam keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat bangsa di negeri ini. Munandar 200424 dalam Tjahjopurnomo mengungkapkan bahwa sumpah palapa secara esensial, isinya mengandung makna tentang upaya untuk mempersatukan nusantara. Sumpah Palapa Gajah Mada hingga kini tetap menjadi acuan, sebab Sumpah Palapa itu bukan hanya berkenaan dengan diri seseorang, namun berkenaan dengan kejayaan eksistensi suatu kerajaan. Oleh karena itu, sumpah palapa merupakan aspek penting dalam pembentukan Jati Diri Bangsa Indonesia. Menurut Pradipta 2009, pentingnya Sumpah Palapa karena di dalamnya terdapat pernyataan suci yang diucapkan oleh Gajah Mada yang berisi ungkapan “lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa” kalau telah menguasai Nusantara, saya melepaskan puasa/tirakatnya. Naskah Nusantara yang mendukung cita-cita tersebut di atas adalah Serat Pararaton. Kitab tersebut mempunyai peran yang strategis, karena di dalamnya terdapat teks Sumpah Palapa. Kata sumpah itu sendiri tidak terdapat di dalam kitab Pararaton, hanya secara tradisional dan konvensional para ahli Jawa Kuno menyebutnya sebagai Sumpah Palapa. Bunyi selengkapnya teks Sumpah Palapa menurut Pararaton edisi Brandes 1897 36 adalah sebagai berikut Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”. Terjemahan Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa nya. Beliau Gajah Mada Jika telah mengalahkan nusantara, saya baru melepaskan puasa, jika berhasil mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru melepaskan puasa saya Kemudian dilanjutkan dengan adanya Sumpah Pemuda yang tidak kalah penting dalam sejarah perkembangan pembentukan Jati Diri Bangsa ini. Tjahjopurnomo 2004 menyatakan bahwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 secara historis merupakan rangkaian kesinambungan dari Sumpah Palapa yang terkenal itu, karena pada intinya berkenaan dengan persatuan, dan hal ini disadari oleh para pemuda yang mengucapkan ikrar tersebut, yakni terdapatnya kata sejarah dalam isi putusan Kongres Pemuda Kedua. Sumpah Pemuda merupakan peristiwa yang maha penting bagi bangsa Indonesia, setelah Sumpah Palapa. Para pemuda pada waktu itu dengan tidak memperhatikan latar kesukuannya dan budaya sukunya berkemauan dan berkesungguhan hati merasa memiliki bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ini menandakan bukti tentang kearifan para pemuda pada waktu itu. Dengan dikumandangkannya Sumpah Pemuda, maka sudah tidak ada lagi ide kesukuan atau ide kepulauan, atau ide propinsialisme atau ide federaslisme. Daerah-daerah adalah bagian yang tidak bisa dipisah-pisahkan dari satu tubuh, yaitu tanah Air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah ide kebangsaan Indonesia yang bulat dan bersatu, serta telah mengantarkan kita ke alam kemerdekaan, yang pada intinya didorong oleh kekuatan persatuan Indonesia yang bulat dan bersatu itu. Pada saat kemerdekaan diproklamirkan, 17 Agustus 1945 yang didengungkan oleh Soekarno-Hatta, kebutuhan akan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia tampil mengemuka dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar Negara RI. Sejak waktu itu, Sumpah Palapa dirasakan eksistensi dan perannya untuk menjaga kesinambungan sejarah bangsa Indonesia yang utuh dan menyeluruh. Seandainya tidak ada Sumpah Palapa, NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia akan dikoyak-koyak sendiri oleh suku-suku bangsa Nusantara yang merasa dirinya bisa memisahkan diri dengan pemahaman federalisme dan otonomi daerah yang berlebihan. Gagasan-gagasan memisahkan diri sungguh merupakan gagasan dari orang-orang yang tidak tahu diri dan tidak mengerti sejarah bangsanya, bahkan tidak tahu tentang “jantraning alam” putaran zaman Indonesia, yang harus kita lakukan adalah, dengan kesadaran baru yang ada pada tingkat kecerdasan, keintelektualan, serta kemajuan kita sekarang ini, bahwa bangsa ini dibangun dengan pilar bernama Bhinneka Tunggal Ika yang telah mengantarkan kita sampai hari ini menjadi sebuah bangsa yang terus semakin besar di antara bangsa-bangsa lain di atas bumi ini, yaitu bangsa Indonesia, meskipun berbeda-beda suku bangsa tetapi satu bangsa Indonesia. Dan dikuatkan dengan pilar Sumpah Palapa diikuti oleh Sumpah Pemuda yang mengikrarkan persatuan dan kesatuan Nusantara / bangsa Indonesia, serta proklamasi kemerdekaan dalam kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang utuh dan menyeluruh. Hal itu tidak terlepas dari pembentukan jati diri daerah sebagai dasar pembentuk jati diri bangsa. Fungsi Bhinneka Tunggal Ika Bangsa Indonesai sudah lama hidup di dalam keaneka ragaman, tetapi hal ini tidak pernah menampilkan perseteruan antar rakyat Indonesia. Keberagaman yang ada dipakai untuk membentuk suatu Negara yang besar. Keberagaman yang terjadi baik itu di dalam segi kepercayaan, warna kulit, suku bangsa, agama, bahasa, menjadikan Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat. Sejarah mencatat bahwasanya semua anak bangsa yang tergabung dalam berbagai macam suku turut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan mengambil peran masing-masing. Para tokoh bangsa yang bergerak dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sudah menyadari tantangan yang harus dihadapi oleh karena kemajemukan yang ada di dalam bangsa ini. Keberagaman menjadi sebuah realitas yang tidak bisa dihindari di dalam negeri ini. Pemikiran dan tindakan yang diperbuat tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menunjukkan pada dunia bahwa cita-cita bangsa akan terwujud dengan keanekaragaman itu. Ke-bhinneka-an adalah sebuah hakikat realitas yang sudah ada dalam bangsa Indonesia, sedangkan ke-Tunggal-Ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Semboyan inilah yang menjadi jembatan emas penghubung menuju pembentukan Negara berdaulat serta menunjukkan kebesarannya di mata dunia. Konsep Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan yang dijadikan dasar Negara Indonesia. Oleh sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan mudah, haruslah bersungguh-sungguh dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat saling menghargai dengan masyarakat tanpa saling memikirkan percampuran suku bangsa, ras, agama, bahasa, dan keaneka ragaman lainnya. Tanpa adanya kesadaran di dalam diri rakyat Indonesia, maka pantaslah Indonesia akan hancur dan terpecah belah. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika 1. Common Denominator Di Indonesia, berbagai macam keaneka ragaman yang ada tidaklah membuat bangsa ini menjadi pecah. Terdapat 5 agama yang ada di Indonesia, dan hal tersebut tidak membuat agama-agama tersebut untuk saling mencela. Maka sesuai dengan prinsip pertama dari Bhinneka Tunggal Ika, maka perbedaan-perbedaan di dalam agama tersebut haruslah dicari common denominatornya, atau dengan kata lain kita haruslah mencari sebuah persamaan dalam perbedaan itu, sehingga semua rakyat yang hidup di Indonesia dapat hidup di dalam keanekaragaman dan kedamaian dengan adanya kesamaan di dalam perbedaan tersebut. Begitu juga halnya dengan dengan aspek lain yang mempunyai perbedaan di Indonesia, seperti adat dan kebudayaan yang terdapat di setiap daerah. Semua macam adat dan budaya itu tetap diakui konsistensinya sebagai adat dan budaya yang sah di Indonesia, tapi segala macam perbedaan tersebut tetap bersatu di dalam bingkai Negara kesatuan republik Indonesia. 2. Tidak Bersifat Sektarian dan Enklusif Makna yang terkandung di dalam prinsip ini yakni semua rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dibenarkan menganggap bahwa dirinya atau kelompoknya adalah yang paling benar, paling hebat, atau paling diakui oleh yang lain. Pandangan-pandangan sectarian dan enklusif haruslah dihilangkan pada segenap tumpah darah Indonesia, karena ketika sifat sectarian dan enklusif sudah terbentuk, maka akan banyak suatu konflik yang terjadi dikarenakan kecemburuan, kecurigaan, sikap yang berlebihan, dan kurang memperhitungkan keberadaan kelompok atau pribadi lain. Bhinneka Tunggal Ika sifatnya inklusif, dengan kata lain segala kelompok yang ada haruslah saling memupuk rasa persaudaraan, kelompok mayoritas tidak memperlakukan sebuah kelompok minoritas ke dalam posisi terbawah, tetapi haruslah hidup berdampingan satu sama lain. Kelompok mayoritas juga tidak harus memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain. 3. Tidak Bersifat Formalistis Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat formalistis, yang hanya menunjukkan sebuah perilaku semu dan kaku. Tetapi, Bhinneka Tunggal Ika sifatnya universal dan menyeluruh. Hal ini dliandasi oleh adanya rasa cinta mencintai, rasa hormat menghormati, saling percaya mempercayai, dan saling rukun antar sesame. Karena dengan cara inilah, keanekaragaman bisa disatukan dalam bingkai ke-Indonesiaan. 4. Bersifat Konvergen Bhinneka Tunggal Ika sifatnya konvergen dan tidak divergen. Segala macam keaneka ragaman yang ada bila terjadi masalah, bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi haruslah dicari satu titik temu yang bisa membuat segala macam kepentingan menjadi satu. Hal ini bisa dicapai bila terdapatnya sikap toleran, saling percaya, rukun, non sectarian, dan inklusif. Implementasi Bhinneka Tunggal Ika Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen mematuhi prinsip-prinsip yang sudah disebutkankan di atas. Yakni 1. Perilaku Inklusif Seseorang haruslah menganggap bahwa dirinya sedang berada di dalam suatu populasi yang luas, sehingga dia tidak melihat dirinya melebihi dari yang lain. Begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Mengakomodasi Sifat Prulalistik Ditinjau dari keanekaragaman yang ada di dalam negeri ini, maka sepantasnyalah bila Indonesia adalah bangsa dengan tinglat prulalistik terbesar di dunia. Hal inilah yang membuat bangsa kita disegani oleh bangsa lain. Tapi, bila hal ini tidak bisa dipergunakan dengan baik, maka sangat mungkin akan terjadi disintegrasi di dalam bangsa. Agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di Indonesia mempunyai jumlah yang tidak sedikit. Sikap saling toleran, saling menghormati, saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia, supaya terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai. 3. Tidak Mencari Menangnya Sendiri Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi pada zaman sekarang. Apalagi ditambah dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang menuntut segenap rakyat bebas untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinneka-an, maka seseorang haruslah saling menghormati antar satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen haruslah benar-benar dinyatakan di dalam hidup berbangsa dan bernegara, jauhkan sifat divergen. 4. Musyawarah untuk Mufakat Perbedaan pendapat antar kelompok dan pribadi haruslah dicari solusi bersama dengan diberlakukannya musyawarah. Segala macam perbedaan direntangkan untuk mencapai satu kepentingan. Prinsip common denominator atau mencari inti kesamaan haruslah diterapkan di dalam musyawarah. Dalam musyawarah, segala macam gagasan yang timbul akan diakomodasikan dalam kesepakatan. Sehingga kesepakatan itu yang mencapai mufakat antar pribadi atau kelompok. 5. Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban Sesuai dengan pedoman sebaik-baik manusia yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya, rasa rela berkorban haruslah diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rela berkorban ini akan terbentuk dengan dilandasi oleh rasa salin kasih mangasihi, dan sayang menyayangi. Jauhilah rasa benci karena hanya akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan. Itulah ulasan tentang Bhinneka Tunggal Ika Pengertian, Fungsi, Dan Makna Beserta Sejarahnya Secara Lengkap Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi embaca. Sekian dan terimakasih. Baca juga refrensi artikel terkait lainnya disini Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara Karakteristik Ideologi Pancasila Secara Lengkap √ Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara Terlengkap √ Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka [ Arti, Syarat, Ciri, Dimensi, Sejarah ] Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
Jakarta - Kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebuah potensi sekaligus tantangan. Dalam Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Wahono dan Abdul Atsar, potensi kebhinekaan bangsa Indonesia adalah dapat membuat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar. Selain itu, kebhinekaan juga berpotensi mengandung kekayaan yang melimpah, baik alam maupun budaya yang menarik minat tantangan kebhinekaan adalah dapat membuat penduduk Indonesia yang berbeda pendapat menjadi di luar kendali. Akibatnya, bisa tumbuh perasaan atau perspektif yang sempit yang mengancam integrasi nasional atau persatuan NasionalIntegrasi nasional sendiri seperti disebutkan dalam e-modul Pendidikan dan Kewarganegaraan kelas X oleh Tim Pengembang Direktorat Kurikulum-Kemdiknas RI, mempunyai pengertian politis dan antropologis berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI.Secara politis, integrasi nasional adalah penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian unsur-unsur budaya yang berbeda sehingga mencapai keserasian fungsi dalam kehidupan Pembentuk Integrasi NasionalMasih dari sumber yang sama, berikut ini faktor yang mendorong tercapainya integrasi nasional1. Rasa senasib dan seperjuangan yang didorong faktor sejarah2. Ideologi nasional yang tercermin dalam Garuda Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika3. Tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana yang disebutkan dalam Sumpah Pemuda4. Ancaman dari luar yang memicu semangat nasionalismeFaktor Pendukung Integrasi Nasional1. Pemakaian bahasa Indonesia2. Semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, serta tanah air Indonesia3. Memiliki kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yakni Pancasila4. Jiwa dan semangat gotong royong, rasa solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat5. Rasa senasib sepenanggungan karena pernah mengalami penjajahanFaktor yang Menghambat Integrasi Nasional1. Kurangnya rasa menghargai kemajemukan yang bersifat heterogen2. Kurang toleransi antargolongan3. Kesadaran terhadap ancaman luar yang rendah4. Ketidakpuasan atas ketimpangan dan ketidakmerataan hasil potensi dan ancaman kebhinekaan bangsa Indonesia. Pelajari baik-baik ya! Simak Video "Jokowi Ungkap RI Sukses Lewati Krisis Dunia Karena Fondasi Pancasila" [GambasVideo 20detik] nah/twu
jelaskan yang dimaksud dengan semangat kebhinekaan